Social Icons

Sabtu, 16 Juli 2011

LUCK (Keberuntungan)

LUCK....!!!

Tadi pagi ketika perjalanan menuju kantor DPW PKS Jawa Barat, seperti biasa sambil mendengarkan radio, dan --seperti biasa juga-- favorit saya hanya dua MQFM dan Elshinta. Ketepatan pagi tadi saya mendengarkan Elshinta dengan acara talkshow dengan Bong Chandra. Tadi dibahas suatu topik yang menarik yaitu tentang keberuntungan dengan kata kunci meningkatkan kapasitas diri.

Namun sayang sekali saya tidak sampai tuntas mendengarkan talkshow tersebut karena keburu sampai lokasi tujuan, dan ketika saya akses lagi melalui Nux Radio Blackberry ternyata talkshowtersebut telah selesai. Lalu saya lanjutkan untuk cari-cari dengan tanya aki Google dan ketemulah materi yang dibahas itu di kompasiana Secara umum yang ingin saya share di sini adalah tentang cara meningkatkan kapasitas pribadi dengan empat kata yang diwakili dengan empat huruf, yaitu L, U, C, K. Hehe... jadi inget tokoh kartun komik jaman dulu masih sekolah "Lucky Luck, menembak lebih cepat dari bayangannya".


Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa keberhasilan Michael Jordan lakukan free throw (lemparan bebas) ke ring basket dengan mata tertutup hanyalah kebetulan belaka…atau tendangan bebas seorang David Beckam yang akurasinya di atas 80% untuk menjebol gawang lawannya, juga hanyalah untung-untungan saja. Ternyata di balik kebetulan dan untung-untungan itu, terselip latihan dan kerja keras yang menguras keringat dan air mata. Ibaratnya lancar kaji karena diulang, lancar jalan karena ditempuh…Mantap.

Sebagaimana kutipan di atas, Bong Chandra, seorang motivator muda yang belum genap berusia 24 tahun—kelahiran Oktober 1987—tidak begitu percaya dengan yang namanya keberuntungan. Di dalam bukunya “UNLIMITTED WEALTH, 17 Hari Menuju Kebebasan Finansial (2010)”, dengan berani dia mengatakan bahwa “LUCKY IS BULLSHIT (keberuntungan itu omong kosong belaka), tanpa didukung oleh LUCK- Leverage, Urgency, Connecting, and Knowledge.” 

1. (L)EVERAGE
Seseorang akan ‘didekati’ keberuntungan, manakala dia pandai mencari LEVERAGE (daya ungkit) bagi dirinya, sebagaimana cerita si Kancil yang berhasil menjadi raja rimba (sementara) karena berhasil ‘memanfaatkan’ Singa, si raja rimba sesungguhnya. Coba hewan mana yang berani mendekati si kancil, baik itu ular, serigala, zebra, maupun gajah, manakala singa selalu ada di sampingnya? Dalam praktik bisnis, kecerdikan a la kancil ini diwujudkan tatkala seorang Bong Chandra- yang masih ‘hijau’ di dunia properti/developer- bertemu dan dipercaya oleh seorang raja properti yang tergabung dalam konsorsium untuk membangun salah satu komplek perumahan bernuansa Bali di kawasan Ciledug (Tangerang). Tidak cukup pendampingan dari senior, Beliau juga mengundang Raja Ubud yang sekaligus juga mertua artis Happy Salma turut memeriahkan acara grand launching perumahan tersebut.

2. (U)RGENCY
Seorang Napoleon Bonaparte-Jenderal Besar Perancis, senantiasa membakar kapal yang mengangkut armada perangnya tatkala mendarat di tempat pertempuran, ternyata cara itulah kunci strateginya dalam memenangi hampir semua peperangan. Dengan kondisi demikian, timbul suatu keadaan URGENCY also known as (a.k.a.) sense of crisis/emergency (penciptaan suasana krisis/genting) dalam pasukannya yang mau tidak mau, suka tidak suka, jika ingin tetap hidup…pasukan harus memenangkan pertempuran. Ibaratnya pasukan sudah tidak bisa mundur alias balik ke belakang (No way to return), sehingga secara psikologis pasukan termotivasi agar memenangkan pertempuran karena itu satu-satunya cara untuk tetap eksis.
Begitu pentingnya ‘menciptakan krisis sebelum krisis itu datang’, sampai-sampai Jack Welch—seorang manajer/eksekutif terbaik dunia—begitu ditunjuk sebagai Chief Executive Officer (CEO) General Electric (GE), salah satu dari 11 perusahaan terbesar di dunia di era 1980-an langsung memproklamirkan bahwa “GE dalam bahaya besar”. Serta merta pengumuman ini mendapat tentangan dan penolakan dari karyawan GE. Segera sistem kerja dan remunerasi diubah, semula berlaku RMSS (rajin-malas sama saja) atau PGPS (pintar-goblok penghasilan sama), menjadi karyawan yang rajin mendapat insentif lebih sehingga karyawan bersemangat meningkatkan kinerja melebihi espektasi. Selain itu, aset-aset yang kurang produktif dan membebani perusahaan dilepas dan dijual untuk menambah likuiditas. Hasilnya setelah terjadi krisis di era 1990-an : dari 11 perusahaan terbesar di dunia, 10 perusahaan terbesar terkena krisis dan satu-satunya perusahaan yang tidak terkena imbas krisis adalah General Electric…luar biasa.

3. (C)ONNECTING. 
Untuk menjadi sukses, tidak ada cara yang lebih baik selain membantu orang lain—baik itu bawahan maupun atasan kita—menjadi lebih sukses. Itulah yang dinamakan CONNECTING atau bisa juga disamakan dengan Networking (jaringan). Contoh ter-aktual adalah pengangkatan pejabat eselon 1 lingkup Kementerian Keuangan yang baru berusia 44 tahun untuk memimpin sebuah Direktorat Jenderal yang disegani. Terlepas bahwa ‘jabatan adalah amanah’, kita perlu angkat topi dan berikan apresiasi atas loyalitas, integritas, dedikasi dan prestasi kerja Beliau yang telah teruji semenjak pertama kali ‘ditemukan’ oleh Anwar Supriyadi—Dirjen BC saat itu. Tidaklah berlebihan bahwa bila kita tidak menjalin ‘Network’, itu sama halnya juga kita tidak bekerja (NOT WORK).
Seringkali kita mendengar bahwa untuk mencapai kesuksesan kita mesti menyakiti bahkan ‘menginjak’ orang lain. Jadi teringat tamsil Melayu, ibarat membelah bambu…potongan bambu di bawah di-injak, dan potongan bambu di atas diangkat. Penulis berpendapat, alangkah eloknya…bila yang masih di bawah mendukung yang di atas, begitu pula yang di atas mengangkat dan melindungi yang masih di bawah…klop khan..? Jangan seperti ajang pancat pinang di peringatan HUT kemerdekaan, seseorang naik ke puncak dengan menginjak bahu bahkan kepala rekan di bawah…kasian…he…3x.

4. (K)NOWLEDGE.
Terakhir, kita perlu belajar dari Abraham Lincoln-salah seorang presiden Amerika terbaik di eranya. Beliau pernah berkata “Andaikan aku diberi waktu 9 bulan untuk menebang pohon di seluruh hutan, maka akan kugunakan waktu 6 bulan untuk mengasah kapak-ku.” Demikian penting arti ‘mengasah kapak’ alias KNOWLEDGE (pengetahuan) untuk mendukung kesuksesan. Mari buka hati, buka mata, buka telinga, buka pikiran untuk secara rendah hati belajar dari setiap hal baik kegagalan maupun kesuksesan, karena hanya orang yang ikhlas-lah yang dapat menerima pelajaran dan mengambil hikmah dari setiap kejadian, sebagaimana firman-Nya : “Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa diberi hikmah, sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali Ulul-Albaab” (QS : Al Baqarah: 269).

Jadi...., sudahkah Anda siap menerima keberuntungan Anda? Oprah Winfrew—Ratu Talkshow terkenal di dunia—pernah bilang “Keberuntungan terjadi saat kesempatan bertemu dengan persiapan.” Mari kita siapkan diri untuk ‘menjemput’ keberuntungan kita dengan senantiasa belajar dan mengasah serta meningkatkan LUCK (leverage, Urgency, Connecting dan Knowledge), semoga kesejahteraan, kebahagiaan, dan kesuksesan serta kemuliaan hidup senantiasa menyertai kita…insya Allah.

1 komentar:

 
Blogger Templates