Social Icons

Kamis, 14 Agustus 2014

Ibrah Thumamah

Thumamah bin Uthal adalah pepimpin suku (bani) Hanifah dari dareah penghasil gandum terbesar di jazirah Arab pada saat itu, Yamamah. Thumamah "didn't care" dengan perseteruan antara Quraisy Makkah dan Nabi Muhammad SAW di Madinah; sampai dia menerima surat "ajakan" untuk menyembah Allah oleh Rasulullah. Thumamah langsung naik pitam. Darahnya mendidih karena marah dengan kelancangan Rasulullah "memerintahkan" dia, Thumamah si pemimpin besar bani Hanifa!. Saking marahnya Thumamah mengadakan beberapa kali gerakan rahasia membunuh Nabi SAW. Thumamah tidak pernah berhasil membunuh Nabi tapi berhasil membunuh beberapa Muslimin.
Pada saat musim haji (note: jaman sebelum Rasulullah, orang Arab juga berhaji tapi ritualnya beda), Thumamah pergi untuk berhaji. Dia tidak sadar kalau salah arah. Tak dinyana, dia berkemah di daerah kekuasan kaum Muslimin Madinah. Akhirnya dia tertangkap dan dibawa ke Masjid Nabawi dan diikat disalah satu pilar Masjid. Tak ada seorangpun dari pasukan yang menangkap Thumamah tahu kalau orang yang ditangkap adalah Thumamah, pemimpin bani Hanifa, yang sering menyerang Rasulullah dan pengikutnya. 


Pada saat Rasulullah SAW datang untuk sholat Fajr dan melihat Thumamah terikat di pilar Masjid, beliau bertanya kepada para sahabat apakah mereka tahu kalau orang yang mereka tangkap adalah Thumamah? Para sahabat sangat kaget mendengarnya. Rasulullah SAW memerintahkan untuk memperlakukan Thumamah dengan baik. Kalau orang betawi bilang "jangan sampe' kulitnya tergores sedikitpun". Beliau kemudian memimpin sholat Fajr disaksikan oleh Thumamah!. Setelah sholat Fajr, Rasulullah pulang ke rumah dan meminta istrinya untuk memasak makanan yang lezat untuk Thumamah. Rasulullah sendiri memerah susu kambing untuk Thumamah. (Allahumma shalli 'ala AnNabi!). Beliau memerintahkan penjaga tawanan untuk mengendorkan ikatan dan membeiarkan Thumamah menyantap hidangan lezat dan meminum susu kambing tersebut dengan lahap. Setelah melihat Thumamah selesai dengan santapannya, Rasulullah bertanya: "Apa yang engkau inginkan wahai Thumamah?". Thumamah terdiam sejenak. Rasa marah terhadap Rasulullah SAW hilang setelah merasakan sendiri perlakuan Rasulullah yang lembut terhadap dia. Kemudian dia berkata: "O Muhammad, aku serahkan urusanku padamu. Kalau engkau ingin membunuhku, maka aku siap. Kalau engkau membiarkan aku pergi dan menginginkan harta dariku, aku siap". Rasulullah SAW tidak berkata apa-apa kemudian berjalan pergi meninggalkan Thumamah yang kebingungan dengan sikap Rasulullah SAW tsb.

Sealama tiga hari Rasulullah SAW tidak menegur Thumamah. Tapi beliau terus memerintahkan untuk memperlakukan Thumamah dengan baik dan memberi makanan yang lezat kepadanya. (Note: Dalam Islam kita diwajibkan untuk melayani tamu kita dengan sangat baik. Yang dicontohkan Rasulullah thd Thumamah "beyond" dugaan dan kemampuan kita. Beliau bahkan memperlakukan "MUSUH" dengan sangat baik). Selama 3 hari 3 malam Thumamah menikmati hidangan lezat dan menikmati tayangan kehidupan Rasulullah dan sahabatnya di dalam Masjid. Thumamah menikmati tayangan sholat, tazkirah, tausiyah, rapat, dll kegiatan di dalam Masjid. Thumamah merasakan kesejukan luar biasa dalam dirinya dan "bahagia' hidup sebagai tahanan perang Rasulullah SAW.

Setelah tiga hari membiarkan Thumamah menikmati semua hidangan dan tayangan, kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada Thumamah: "Apa yang engkau inginkan wahai Thumamah?". Thumamah menjawab: "Wahai Muhammad, engkau tahu keputusanku. Terserah kepadamu. Kalau engkau hendak membunuhku, maka aku siap. Kalau engkau meminta harta dan membiarkan aku pergi, maka aku akan memenuhinya". Rasulullah SAW tidak berkata apa-apa dan memerintahkan para sahabat untuk membebaskan Thumamah dengan damai (peace:). 

Thumamah pun pergi dengan perasaan campur aduk kayak nasi rames. Setelah keluar dari kota Madinah, dia duduk istirahat dan dengan perasaan campur aduk tadi merenung seorang diri di bawah pohon kurma. "What I have done?" Seolah tersadar dari tidur, Thumamah kemudian berbalik arah dan kembali masuk kota Madinah dengan langkah mantap untuk menemui Rasulullah SAW. Para sahabat bingung dan khawatir ketika melihat Thumamah kembali. Dihadapan Rrasulullah SAW, Thumamah mengucapkan syahadah dan berkata bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang sangat dia benci sebelumnya dan sekarang merupakan orang paling dia cintai. (Allahu Akbar!). Dia minta ijin untuk tinggal di Madinah. Rasulullah SAW bertanya tentang apa yang Thumamah lakukan ketika tertangkap oleh pasukan Muslim beberapa hari yang lalu. Thumamah bilang bahwa dia dalam perjalanan untuk berhaji. Rasulullah SAW memerintahkan Thumamah untuk melanjutkan perjalanan haji tersebut dan mengajarkan Thumamah "ritual haji yang benar sesuai tuntunan Islam". Rasulullah juga melarang Thumamah tinggal di Madinah. Lebih baik Thumamah kembali ke kaumnya dan mengajak kaumnya ke jalan Islam.

Kafir Quraisy terkejut ketika melihat ritual haji Thumamah. Mereka menasehati Thumamah yang dianggap telah gila mengikuti ajaran Muhammad SAW. Namun, tak ada seorang Quraisypun berani "macem-macem" dengan Thumamah. Mereka sadar kalau mereka ganggu Thumamah maka "export gandum" dari Yamamah akan terhenti, padahal Mekkah belum swa-sembada gandum saat itu. Thumamah berkata pada kafir Quraisy apabila mereka tidak ikut ritual dia, dia janji akan stop export gandum. Tentu saja tak satupaun kafir Quiraisy yang mau ikut ritual "aneh" Thumamah. 

Ketika kembali dari hajji, Thumamah langsung memenuhi janjinya untuk menyetop "export gandum ke Makkah". Kafir Quraisy di Makkah menjadi sangat kesulitan dan mulai merasakan akibat "embargo gandum" Thumamah tersebut. Mereka kemudian menulis surat ke Rasulullah SAW untuk meminta Thumamah menghentikan embargo gandum tersebut. Rasulullahg SAW adalah "rahmatan lil 'alamin". Dengan rasa kasih sayang kepada semua insan, Rasulullah SAW meminta Thumamah membuka kembali "kran" gandum ke Makkah.

Agus Sofyan, Kentucky, USA (milis IMSA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates