oleh
Ust Abdul Aziz AR
(dari laman FB beliau)
Apa beda والديه dan ابويه dalam alquran?
Seluruh ayat di dalam Alquran. Kata والديه menununjukan ibu dan ayah. Seluruh ayat dg tema burrul walidaain pasti disebut والديه
Sedankan ابويه maksudnya ayah ibu. Seluruh ayat waris disebut ابويه.
Kecuali dlm kisah Yusuf. Mengapa? Inilah penjelasannya:
لماذا لم يأتي ذكر أم سيدنا يوسف في سياق احداث السوره ولا مره الا في قوله ورفع أبويه علي العرش
وسجودها له في الرؤيا ..
لكن غير هذين الموضعين لا نجد لها اي ذكر
مع أن المفروض ان حزنها علي يوسف كان سيبلغ اضعاف حزن يعقوب الذي ابيضت عيناه وفقد بصره من شدة الحزن ..
Mengapa ibu nabi Yusuf tidak banyak disebut dalam kisah Nabi Yusuf AS kecuali hanya di dua tempat secara tersamar yakni di ayat 100 (wa rafa'a abawaihi...) dan di awal surat ketika Nabi Yusuf bermimpi 11 bintang, bulan dan matahari bersujud padanya? Di selain dua tempat itu mengapa tak ada penyebutan sama sekali?
Padahal menyimak kisah Nabi Yusuf, mestinya kesedihan sang ibu akan berlipat lipat dibandingkan kesedihan Nabi Ya'qub sang ayah yang sampai kehilangan penglihatannya...
الاجابه ببساطه أن أم سيدنا يوسف ماتت وهي تلد أخوه الصغير بنيامين
وبالتالي الأم التي رأها يوسف في الرؤيا هي زوجة أبيه التي ربته وأم أخوته الذين تأمروا عليه
Jawabannya sederhana, sebab ibu kandung Nabi Yusuf AS wafat saat melahirkan Bunyamin, saudara kandung Nabi Yusuf. Sehingga Ibu yang dia lihat dalam mimpinya, dan yang merawatnya adalah ibu tirinya, yang merupakan ibu kandung dari saudara-saudara nya yang hendak melenyapkannya
ولذلك طول الاحداث كان التركيز علي يعقوب لانه
لان مهما كانت زوجة الاب متعاطفه مع يوسف لكن قلبها يحنو أيضا علي ابناءها ولن يقارن حزنها بحزن يعقوب
Itulah sebabnya di sepanjang kisah, fokusnya pada Nabi Ya'qub AS, ayah kandung Nabi Yusuf, sebab ibu tiri nabi Yusuf meskipun juga tetap menyayangi Nabi Yusuf, hatinya tertambat pula pada anak anak kandungnya, sehingga ia tidak merasakan kesedihan yang sama tingkatnya dengan kesedihan Nabi Ya'qub AS
لذلك تجد الروعه والبلاغه والدقه القرءانيه المدهشه حين قال يوسف في النهايه ..
ورفع أبويه علي العرش
ولم يقل ورفع والديه علي العرش
لان كلمة والديه ستعني أمه المباشره من النسب
اما أبويه فتعني الاب والام لكن أمه التي ربته او زوجة ابيه وليست بالضروره أمه المباشره
كما ان استخدام كلمة الأبوين تشير الي الاب والام مع تغليب جانب الأب
Karenanya kita mendapati indahnya sastra al quran dan detail bahasanya yang mengagumkan, ketika di ayat 100 dikatakan
ورفع أبويه علي العرش
(dan Yusuf mempersilakan kedua orang tuanya untuk duduk di tempat duduknya)
ولم يقل ورفع والديه علي العرش
di situ dipilih kata ABAWAIHI bukan WALIDAIHI...
اما الوالدين فتشير الي الاب والام أيضا لكن مع تغليب جانب الأم لان الولاده صفة الانثي
Sebab kata walidain itu artinya meskipun juga sama KEDUA ORANG TUA tapi sisi ibu lebih dominan, sebab Al wiladah/yang melahirkan itu sang ibu
(Sementara yang diminta Nabi Yusuf duduk di ayat ke 100 itu adalah ibu tirinya, bukan ibu kandung yang melahirkannya, maka dipilihlah kata Abawaihi)
ولذلك نفهم من هنا لماذا قال الله عز وجل
وبالوالدين إحسانا ولم يقل بالأبوين إحسانا لتزكية الأم علي الأب في الرعايه والإحسان والبر
Itulah sebabnya dalam hal berbuat baik/Berbakti Allah SWT menggunakan kata WA BIL WALIDAINI IHSAANA, bukan WA BIL ABAWAINI IHSANA, Sebab ada penekanan (di ayat yang lain dan juga dalam hadis) agar lebih diutamakan bakti kepada ibunda yang telah melahirkan kita
ولماذا قال في الميراث لأبويه لكل واحد منهما السدس ولم يقل لوالديه لان في حال موت الأبن تزكية الاب أولي لانه من ينسب اليه الابن وينادي به كما أنه عائل الاسره من بعده
Sementara dalam ayat waris, mengapa digunakan kata WA LI ABAWAIHI dan tidak WA LIWALIDAIHI sebab dalam kondisi meninggalnya seorang anak, maka penyebutan/pengutamaan bapak lebih dominan sebagai kepala keluarga yang mana kepadanya lah Nasab dan panggilan keluarga di nisbahkan...
Masya Allah... indahnya bahasa al Qur'an. Tak mungkin ketelitian itu lahir kecuali dari detail mu'jizat dan firman-Nya. Dan inilah mengapa di awal surat yusuf, surat yang agung ini, di ayat ke 2, Allah berfirman :
"Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya" (Yusuf : 2)
Ya Allah karuniakan kepada kami kesungguhan mentadabburi dan memahami firman-Mu... Amiin
*diolah dari berbagai sumber
Wallahu'alam