Social Icons

Senin, 11 Mei 2020

USTAD PENCURI

Seorang Ustad diundang makan malam oleh sepasang suami istri di rumah mereka.

Setelah Ustad itu pergi, si istri berkata kepada suaminya, Uang kita hilang, aku pikir Pak Ustad yang mengambil uang 5 jt di meja itu.

"Padahal uang itu akan aku berikan untuknya."

Dengan marahnya si suami berkata, "Jika begitu dia pencuri !  Jadi kita tidak perlu datang ke pengajiannya lagi.

Dua bulan kemudian si wanita bertemu dengan Ustad itu di jalan dan dengan terpaksa menyapa Sang Ustad.

Ass. Wr. Wb. Pak Ustad, tentu anda menyadari bahwa sudah lama kami tidak hadir di pengajian karena kami marah padamu. 

Ketika anda makan malam di rumah kami, di meja ada uang 5 jt yang hilang, setelah anda pergi. 

Dan Pak Ustad adalah satu-satunya orang yang datang ke rumah kami hari itu.

Sang Ustad dengan tersenyum menjawab :
Ya benar aku yang mengambil uang itu dan menaruhnya dalam Al-Qur’an anda, agar tidak terkena tumpahan saus.

Maafkan saya kalau waktu itu saya tidak beri tau anda, karena saya pikir kalian tiap hari pasti buka Al-Qur'an.

Wanita itupun amat malu dan meminta maaf kepada sang Ustad.

Setelah Kembali ke rumah, dia mengambil Al-Qur'an  dan menemukan 5 jt berada di dalam Al-Qur'an  sudah selama dua bulan.

Selama dua bulan si wanita dan suaminya tidak pernah membuka dan membaca Al-Qur’an.

Selama dua bulan mereka telah menuduh Ustad-nya itu telah mencuri uang mereka.

Sahabatku semua......
Semoga kita tidak seperti kisah suami dan isteri diatas.

Jarang Membaca Al-Qur’an, berprasangka buruk dan menghakimi orang lain yang belum tentu bersalah.

Kamis, 07 Mei 2020

Bukan Siapa-siapa

Nu'man bin Tsabit yang dikenal dengan sebutan Abu Hanifah, atau populer disebut IMAM HANAFI, pernah berpapasan dengan anak kecil yang berjalan mengenakan sepatu kayu (terompah kayu).

Sang Imam berkata: "Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir."
Bocah ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih, dan bertanya..
"Bolehkah saya tahu namamu Tuan?" tanya si bocah.
"Nu'man namaku", Jawab sang Imam.

"Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar Al-imam Al-a'dhom. (Imam Agung) itu..??" tanya si bocah.

"Bukan aku yang memberi gelar itu, masyarakat-lah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku."

Si bocah berkata lagi.. "Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka karena gelar itu...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal, jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya."

Ulama besar yang diikuti banyak umat Islam itupun tersungkur menangis....

Imam Abu Hanifah bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah.

Betapa banyak manusia tertipu karena pangkat dan jabatan,
tertipu karena kedudukan
tertipu karena gelar
tertipu karena status sosial
tertipu karena harta yang berlimpah, dan lain sebagainya.
Jangan sampai kita tergelincir... jadi angkuh dan sombong karenanya.

Ada pepatah mengatakan:

 "SEPASANG TANGAN YANG MENARIKMU KALA TERJATUH LEBIH HARUS KAU PERCAYAI DARIPADA SERIBU TANGAN YANG MENYAMBUTMU KALA TIBA DI PUNCAK KESUKSESAN".

Sabtu, 02 Mei 2020

Belajar di mana pun pada siapa pun

Lucu juga, kembali memperhatikan perkembangan Ahfa..., cucu pertama saya, dari sejak lahir hingga kini hampir 1,5 tahun.

Karena momen itu tidak lengkap saya nikmati bersama anak-anak saya. Saya tidak utuh membersamai ke empat anak saya dalam perkembangannya. Yaa... Mereka lahir pertama tahun 1996 dan terakhir tahun 2006, di mana kurun tahun 1996 hingga 2008 itu saya bolak-balik Jakarta Bandung, karena aktivitas saya di Depdikbud, lalu berganti Depdiknas ketika itu.

Sebuah kesadaran bahwa salah satu aktivitas manusia yang tak pernah berhenti --disadari atau tidak-- adalah belajar.

Anak baru lahir --sebagaimana si kakak, panggilan Ahfa-- melalui proses belajarnya dengan menirukan semua yang didengar dan dilihatnya, dari apapun dan siapapun yang berucap dan berlaku.

Nanti dilanjutkan belajar formal di sekolah hingga perguruan tinggi. Lalu setelah masuk dunia kerja, mereka belajar dalam bentuk "on the job training" dan sebagainya. 
Yaa... Kita akrab dengan istilah "long life education" dan bahasa agamanya "tholabul ilmi minal mahdi ilal lahdi", belajar dan mencari ilmu dari sejak buaian hingga liang lahad. Bahkan ayat yang pertama kali diturunkan Allah pada Rasul kita Muhammad SAW merupakan suatu perintah, yaitu perintah membaca... Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan. 
Itu artinya memang sudah dari sononya kita dituntut untuk senantiasa belajar kapan pun dan di mana pun. 
Karenanya, di saat kita dituntut untuk stay@home seperti sekarang, yang entah sampai kapan..., maka kita mesti tetap mampu mendayagunakan nalar kita untuk terus belajar. Termasuk kita belajar pada si korona, dan siapapun yang menyikapi korona ini. 
Yaa...
BELAJAR DI MANA PUN, BELAJAR PADA SIAPA PUN.

Selamat Hari Pendidikan Nasional
 
Blogger Templates